PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK
BARANG/JASA
KELOMPOK 8 :Disusun oleh :
- ALVIANA PINGKA
- ANANDITO WAHYU I
- ANGGI NOVITASARI
- WAHYU ADITAMA
- WIDYA INTAN
TAHAPAN-TAHAPAN KEGIATAN DESAIN PRODUK
Seorang product designer harus melalui tahapan –
tahapan dalam merencanakan suatu produk, tahapan tersebut yaitu :
Memformulasikan hasil marketing research
Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan
Desain Produk adalah riset pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan
pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang
langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk
yang betul-betul baru maupun untuk produk yang sudah ada.
Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan
menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide
tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam
riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas,
modal dan warna dari produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga
2. Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan
dari produk yang sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
Untuk hal-hal tersebut diatas, maka riset ini perlu
ditunjang dengan faktor-faktor yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian,
mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman.
Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan
Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk,
maka desainer harus mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri,
diantaranya tenaga kerja, mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas
lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang
seekonomis mungkin.
Membuat sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan
dibuat akan terlihat jelas satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat
untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari
masing-masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran-ukuran yang
sebenarnya, tapi dapat terlihat dalam skala perbandingan.
Membuat gambar kerja
Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap
akhir dalam kegiatan Desain Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat
digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil.
Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja tersebut
selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera
dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK
Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah
sebagai berikut:
Fungsi
Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan
mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan
apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan
bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam
menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan
yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi
kuantitas.
Standar
dan Spesifikasi Desain
Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk
akan terlihat dari :
· Sambungan – sambungan
Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana
menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.
· Bagian
Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran
keserasian desain disambung dengan
bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat
· Bentuk
Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan
mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
· Ukuran
Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian –
bagian produk secara keseluruhan.
· Mutu
Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk
tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk
tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam
jangka waktu yang pendek.
· Bahan
Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai
mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar
semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan
tersendiri.
· Warna
Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena
tiap orang mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan
hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain yang sejenis.
Tanggungjawab
Produk
Merupakan salah satu tanggung jawab dari
produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan
pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting
untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.
Harga
dan Volume
Harga dihubungkan dengan jumlah produk
yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat
berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk
yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih
murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.
Prototype
Prototype merupakan model produk yang
pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang
sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan
untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut,
apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan
yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain
produk.
ALUR DAN
PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA
Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart
Diagram)
Diagram alur proses produksi ini harus
dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan.
Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan monitoring
atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk
akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun,
tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat
diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus
dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat
segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri
manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain
karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis
pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena
masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang
berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi tekstil sama sekali
berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan (farmasi).
Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan),
diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk
tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.
Prosedur
pengawasan mutu produk
Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi,
meliputi pengetahuan hal-hal berikut :
1. Kerusakan dan Mutu Produk
Seperti telah dijelaskan bahwa suatu
barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan tersebut
disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.
2. Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan
Barang (produk)
Kiat utama dari pencegahan kerusakan
suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah
sebelum terjadi.
3. Kendali Mutu Terpadu
Uraian di atas menunjukkan bahwa
mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan
suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian
atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning)
mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti
pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan
mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management)
meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di
dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus
dikendalikan.
Jenis-jenis pengawasan mutu produk
1. Pemantauan Mutu Bahan-Bahan
Apakah bahan baku yang digunakan sesuai
dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian
bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai dengan saat
bahan baku tersebut akan digunakan.
2. Pemantauan Proses Produksi
Bahan baku yang telah diterima di
gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-mesin produksi untuk diolah
menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang
mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau
agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
3. Pemantauan Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi
untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau
tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses produksi.
Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu
yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan.
Selanjutnya dipasarkan
(didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut
harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi
secara akurat.
4. Pemantauan Pengepakan
Bungkus dapat merupakan alat untuk
melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu.
Pemecahan
masalah mutu dengan statistik
Metode statistik diketahui telah
digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan dalam masalah tertentu
yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya mempunyai
ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui adalah
bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk
pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect
prevention).
Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan
mutu adalah sebagai berikut:
· Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses
produksi.
· Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan
akibat terjadinya penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi.
Metode statistik dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan
tersebut.
Misalnya, produk yang dihasilkan dari
suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja produk
tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses produksi
merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa terjadi kekeliruan
sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal
yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.
Secara umum dari metode statistik dapat
diperoleh suatu gambaran tentang data sampel yang dianalisis. Gambar tersebut
dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut sehingga dapat
diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak.
Dari hal pengendalian mutu, peranan
seorang supervisor mutu sangat berperan terutama dalam hal mengumpulkan data
statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat
memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil
produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan.
Alat
kendali mutu
Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu
kendali mutu berupa diagram dan
histogram.
1. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart)
Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda, dapat
membuat suatu rencana kerja pemantauan agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini Anda, membuat suatu control chart
(diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar atau diagram
sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and
Effect Diagram (CED).
2. Histogram
Dari diagram kontrol (diagram kendali)
yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai tahap atau jenjang kegiatan,
Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila terdapat penyimpangan,
Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa yang
menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau.
perbaikan.
3. Peranan Komputer
Secara umum dapat dikemukakan di sini
bahwa berbagai kegiatan pengendalian, terutama pada perusahaan besar,
seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut
Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun
faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.
DAPATKAN VIDIO TUTORIAL MENGENAI PEMBUATAN
PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA DENGAN MENG KLIK LINK DI BAWAH INI
semangat posting terus kak
BalasHapusbagus kak
BalasHapus